Pengalaman Pena Babi
Ini adalah pokok bahasan yang diberikan roh Tuhan kepada saya. Inilah kesaksianku, dan pengalaman yang kualami bersama Tuhan, yang sangat unik karena buah penderitaan yang dihasilkan dari pengalaman ini, membuatku menjadi dewasa dan bertumbuh di dalam Tuhan sedemikian rupa sehingga sekarang aku bisa nyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus adalah Tuhan atas hidupku.
Lukas 15, kita menemukan perumpamaan tentang domba yang hilang, uang yang hilang, dan anak yang hilang. Domba yang hilang melambangkan jiwa yang hilang. Yesus adalah gembala yang mencari domba yang hilang. Dia telah memanggil kita untuk mencari yang terhilang. Kita juga mempunyai wanita yang memiliki sepuluh tetapi kehilangan satu keping perak dan menyapu rumahnya dengan tekun untuk mencari satu keping perak yang hilangĀ SLOT GACOR. Gembala itu pergi mencari dombanya yang hilang sama seperti perempuan itu pergi mencari perak. Jadi, kita harus pergi mencari jiwa-jiwa yang hilang. Kita mempunyai pekerjaan besar sebelum kita mencari yang terhilang.
Anak yang hilang melambangkan orang yang murtad. Orang yang murtad itu unik karena dia tersesat tetapi dia tahu jalan pulang. Kita akan melihat dalam ilustrasi ini bahwa anak yang hilang mengetahui cara pulang ke rumah. Inilah yang membedakan orang yang murtad dan orang yang tersesat. Mereka yang terhilang tidak pernah berjalan di jalan itu atau melihat cahaya. Orang yang terhilang tidak pernah mengenal persekutuan dengan Yesus, tidak pernah mengeraskan suaranya, tidak pernah membuka hati kepada Dia yang mengetuk pintu.
Pikiran yang ingin kutinggalkan bersamamu adalah “Pengalaman Kandang Babi”. Anak yang hilang merupakan gambaran kondisi yang memprihatinkan. Pertanyaannya adalah apa yang diperlukan agar saya sadar akan kondisi saya yang penuh dosa? Apa yang perlu saya lakukan untuk mengatakan ya, Tuhan? Bagi sebagian besar dari kita, sebagian besar pengalaman hidup kita adalah tangan Tuhan yang menarik kita dengan kasih-Nya, mengetuk pintu hati kita. Banyak tragedi dalam hidup kita yang datang hanya untuk menjadi saksi bahwa ada cara yang lebih baik. Banyak kesulitan dan penderitaan yang kita alami hanyalah campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Jika bukan karena cobaan dan kesengsaraan yang menimpa kita, akankah kita berdoa? Maukah kita mencari wajah Tuhan? Pada akhirnya kita dapat melihat tangan Tuhan dalam hidup kita mendekatkan kita kepada-Nya dari hari ke hari.
Dalam pelajaran mengenai anak yang hilang ini saya dapat melihat kesaksian pribadi saya. Lukas pasal 15:11-12, kita menemukan keluarga, dua anak laki-laki dengan ayah mereka. Di dunia tempat kita hidup, serangan Setan yang paling besar adalah terhadap keluarga. Keinginannya adalah memecah belah, memecah belah dan menghancurkan atau membunuh keluarga. Sejak awal serangan Setan ditujukan kepada keluarga, Adam dan Hawa adalah keluarga pertama. Dosa dan kematian masuk ke dunia ini melalui keluarga pertama. Saat ini pun tidak terkecuali, jika kita melihat ke sekeliling komunitas kita, kita akan menemukan bahwa penyakit terbesar dalam masyarakat adalah kehancuran keluarga. Ketika keluarga hancur maka tidak ada warisan, tidak ada komunitas, kesatuan suami-istri, putra-putri, jika lembaga ini hancur maka kita menghancurkan diri kita sendiri. Oleh karena itu, fatamorgana itu sakral, ia merupakan institusi yang Tuhan sendiri ciptakan dan tetapkan sejak dunia dijadikan. Bahkan saat ini Setan sedang berusaha menghancurkan keluarga.
Dalam Lukas pasal 15 ayat 12, kita menemukan dua anak laki-laki tetapi hanya satu dari mereka yang ingin meninggalkan keluarga. Putranya yang lain, setelah harta bendanya dan bagian warisannya diberikan kepadanya juga, ia memutuskan untuk tinggal di rumah. Dia melihat manfaat tinggal di rumah, kualitas hidup. Namun anak laki-laki yang satu lagi melihat sebuah peluang besar di hadapannya, dunianya yang gemerlap, ketenarannya, cahayanya, teman-temannya.
Kata hilang artinya menyia-nyiakan. Sedih rasanya menyia-nyiakan bukan sekedar materi dalam hidup tapi menyia-nyiakan hakikat hidup, kehidupan itu sendiri. Menemukan bahwa hidup itu bagaikan uap dan kemuliaan hidup bagaikan rumput yang hijau hari ini dan esok layu. Jadi, dalam kehidupanlah dunia mungkin menjunjung tinggi Anda hari ini, tetapi besok mereka ingin mengenal Anda. Selama uangmu masih ada, kamu akan dikenal dan dicintai. Memang menyedihkan untuk mengatakannya, tetapi Kepresidenan Negara kita benar-benar jatuh ke tangan penawar tertinggi. Uang adalah kekuatan. Anda bisa saja menjadi orang yang berbudi luhur dan berakal budi, namun Anda bangkrut dan Anda akan menghadapi tantangan besar. Tapi Anda punya sedikit uang dan Anda bisa mencapai kursi tertinggi di negeri ini. Kami melihat begitu banyak korupsi di balik uang dan apa yang dilakukan orang atas nama uang. Pangeran dunia ini telah menciptakan sistem yang didasarkan pada keserakahan. Inilah alasan mengapa dunia ini begitu menarik karena datang kepada kita dalam bentuk yang menguntungkan.
leave a comment